Singapura akan merevolusi proses izin imigrasi bagi para pelancong yang melintasi pos pemeriksaan daratnya dengan memperkenalkan teknologi kode QR pada awal 2024.
Otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan (ICA) mengumumkan hari ini (5 Mei) bahwa kode QR akan menggantikan paspor di semua konter mobil di pos pemeriksaan Woodlands dan Tuas. Prakarsa ini, yang dikenal sebagai Automated Passenger In-Car Clearance System (APICS), merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Singapura untuk merampingkan proses imigrasi dan meningkatkan efisiensi.
APICS, yang dikembangkan oleh Home Team Science and Technology Agency (HTX), menjalani uji coba langsung yang sukses tahun lalu, membuka jalan untuk penerapannya. Setelah diluncurkan sepenuhnya, sistem ini akan memungkinkan para pelancong untuk melakukan “self-clearance” dengan nyaman dari dalam mobil mereka, dengan intervensi minimal dari petugas imigrasi.
Bagaimana cara kerjanya?

Fase awal sistem, mulai awal 2024, akan melibatkan petugas yang ditempatkan di loket manual, sementara para pelancong membuat kode QR individu atau grup menggunakan aplikasi seluler MyICA.
Kode QR yang dihasilkan akan berisi informasi dari Singpass atau paspor, memungkinkan penumpang untuk memindainya di konter alih-alih menunjukkan paspor mereka. Petugas imigrasi kemudian akan melakukan pemeriksaan citra wajah penumpang dengan memanfaatkan data yang diambil melalui kode QR.
Proses yang disederhanakan ini akan secara signifikan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan imigrasi dan memfasilitasi izin grup yang lebih cepat.
Selain itu, pelancong akan memiliki opsi untuk menyimpan profil mereka di aplikasi MyICA, sehingga tidak perlu memasukkan kembali detail mereka untuk perjalanan selanjutnya. Untuk perjalanan selanjutnya, anggota keluarga yang bepergian bersama, misalnya, hanya perlu memperbarui detail paspor mereka jika diperlukan.
Singapura berencana untuk memperkenalkan jalur APICS khusus di Tuas Checkpoint mulai tahun 2026, diikuti oleh Woodlands Checkpoint yang dibangun kembali mulai tahun 2028.
Di jalur ini, pelancong akan memindai sendiri kode QR dan menunjukkan biometrik mereka melalui pemindai biometrik nirsentuh untuk verifikasi identitas. Pendekatan inovatif ini akan meniadakan kebutuhan petugas untuk ditempatkan di setiap lajur mobil, sehingga memungkinkan pembukaan lebih banyak lajur dan semakin mengurangi waktu tunggu.
Uji coba APICS yang dilakukan di Woodlands Checkpoint tahun lalu menunjukkan hasil yang menjanjikan, dengan sekitar 94 persen pelancong berhasil melewati imigrasi tanpa bantuan petugas.
Mayoritas peserta menganggap prosesnya intuitif dan lebih cepat dibandingkan dengan izin manual, menyoroti potensi teknologi ini untuk meningkatkan pengalaman perjalanan secara keseluruhan.
Lebih banyak penyebaran teknologi di beberapa titik kontak
Prosedur izin imigrasi Singapura akan mengalami transformasi yang signifikan di luar APICS.

Mulai kuartal pertama 2024, ICA berencana untuk secara bertahap mengganti loket manual di aula penumpang di semua pos pemeriksaan dengan sekitar 800 jalur otomatis baru di bawah Sistem Kontrol Perbatasan Otomatis (ABCS). Langkah ini bertujuan untuk menjadikan izin imigrasi otomatis sebagai norma dan meningkatkan efisiensi operasional sambil melayani volume pelancong yang meningkat.
Selain itu, Pusat Layanan ICA Terintegrasi Singapura yang akan datang, dijadwalkan dibuka pada tahun 2024, akan menggabungkan layanan yang sebelumnya ditawarkan di lokasi berbeda.
Pusat satu atap ini akan memberikan bantuan tanpa batas bagi individu yang membutuhkan berbagai layanan, meminimalkan kebutuhan akan banyak antrean. Ini akan menampilkan Integrated Smart Document Management System (iSMART), yang memungkinkan pelanggan untuk mengumpulkan kartu identitas dan paspor secara mandiri.
Selain izin penumpang, ICA juga memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan keamanan kargo. Badan tersebut sedang menguji coba penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi anomali pada gambar kargo, parsel, dan bagasi yang dipindai.
Dengan mengotomatiskan analisis gambar radiografi, AI dapat memperkuat kemampuan Singapura untuk mengidentifikasi potensi ancaman dan mencegah masuknya mereka.
Kemajuan teknologi ini akan memungkinkan petugas ICA untuk fokus pada tugas bernilai lebih tinggi, seperti melakukan observasi waktu nyata dan mengidentifikasi wisatawan yang mencurigakan untuk wawancara dan pemeriksaan. Transformasi operasi ICA sejalan dengan komitmen Singapura untuk menjaga perbatasannya sambil menciptakan pengalaman perjalanan yang lebih efisien dan aman.
Seiring Singapura terus merangkul otomatisasi dan digitalisasi, masa depan perjalanan terlihat semakin ramping, aman, dan ramah pengguna.
Kredit Gambar Unggulan: ICA
Bagaimana tidak, pasaran yang satu ini udah tersedia di Indonesia sejak awal th. 90-an sampai waktu ini. Memiliki jam kerja yang lumayan lama memicu pasaran toto sgp hari ini keluar makin lama maju dan paling banyak peminatnya di Indonesia. Lantaran pasaran yang satu ini sudah resmi di akui wla atau badan pengawas pertogelan dunia. Sehingga bagi siapa saja yang memainkan togel singapore ini sudah pasti aman.